PKSDEPOK, DEPOK - Sosok tinggi besar dengan kepala plontos lulusan Teknik Mesin Universitas Indonesi tahun1993 ini memiliki perhatian yang besar dalam pemberdayaan masyarakat sekitar untuk dapat hidup mandiri dan kreatif. Track record yang panjang, menunjukkan keseriusannya dalam mengembangkan potensi SDM lokal. Sejak tahun 2003, Baron yang kesehariannya bergelut pada kegiatan Masak & Sampah, telah memanfaatkan local genius dan local wisdom sebagai program berbasis masyarakat yang melibatkan dan dapat dijalankan langsung oleh masyarakat.
Baron yang ditemani istrinya, Sri Wulan Wibiyanti, memanfaatkan ikan patin produksi lokal Kota Depok dan mengolahnya menjadi abon ikan, nugget ikan, bakso ikan, serta siomay yang komunitas ini telah tersebar di lima lokasi yakni, 2 lokasi di Kelurahan Pancornmas, 2 lokasi di Kelurahan Mampang, dan 1 lokasi di Rangkapan Jaya. Komunitas dan segudang programnya terbangun dari konsepnya bersama istri tercinta: kekuatan dakwah terpancar dari rumah; rumah kita sebagai pusat kebaikan bagi lingkungan karena semua potensi rumah menjadi sumber kekuatan.
Bapak yang sudah dikaruniai 6 orang anak ini terus melakukan inovasi demi kesejahteraan lingkungan sekitar. Bambang Suwerda dari Bantul yang menemukan Bank Sampah pada tahun 2006/2007 menjadi inspirasi baginya untuk mempelajari Bank Sampah. Kemudian pada tahun 2008, Baron mencoba mempelajari dan diikuti oeh istrinya yang langsung belajar seputar Bank Sampah di Jepang. Rintisannya berbuah manis di lingkungan sekitar. Kemampuannya 'menyulap' sampah menjadi barang bernilai ekonomis menjadikan dirinya lebih dikenal sebagai praktisi Bank Sampah.
"Buang Sampah Ingat Baron", adalah kalimat yang seringkali diucapkannya saat memberikan penyuluhan. Profesinya sebagai praktisi Bank Sampah Warga Peduli Lingkungan (WPL) telah banyak membantu mengurai permasalah sampah di kota ini. Kemampuannya 'menyulap' sampah menjadi suatu barang yang bernilai ekonomis. Hingga mendapatkan perhatian khusus dari Bu Camat dimana hal ini bermula saat Bu Camat terpilih berkunjung pada Rumah Bank Sampah, yang ternyata Rumah ini adalah rumah dari Baron sendiri. Saat itu Baron juga menjabat sebagai ketua DPC Pancoranmas. Pada diskusi September 2013 lalu, Bu Camat menyampaikan tentang rencana Sosialisasi Pemilihan Sampah menuju Adipura 2014. Lalu Bu Camat memberikan kesempatan pada Baron untuk memberikan penyuluhan di 6 kelurahan se-Pancoranmas secara sukarela. Pada penyuluhan tersebut hadir pula narasumber lain dari DKP dan BLH. Saat itu Baron hadir sebagai praktisi di Bank Sampah WPL. Baron tidak hanya menyampaikan penyuluhan akan hal-hal normatif saja, tapi pria yang saat ini menginjak usia 44 tahun juga secara langsung memperkenalkan dan menginspirasi warga dengan tema GARBAGEPRENEUR (wirausaha sampah). Tak ayal jika media cetak seperti majalah Femina dan Radar Depok, serta media elektronik seperti Metro TV, TVRI, dan Kompas TV meliput kegiatan dari Bank Sampahnya serta menjadi pusat pelatihan sebagai dosen tamu, pembicara pelatihan, dan mitra CSR.
Baron telah memberikan solusi baru pada warga agar dapat mandiri secara finansial. Masyarakat terbantu dengan merasakan manfaat Siklus Manfaat Sampah, sebuah istilah yang diberikan oleh Dr. Dian Ayubi, pakar perilsku FKM UI saat diskusi mengenai upaya merubah cara pandang masyarakat dalam menangani sampah.
Rasanya pantas jika ia mendapat julukan aktivis Socialpreneur; pahlawan pemberdayaan SDM lokal dari kreatif menjadi untung, manfaat, berkah sesuah tagline-nya. Selamat untuk Baron Noorwendo CAD Dapil Pancoranmas No.Urut 6 yang sudah melakukan Aksi Nyata dalam berkontribusi untuk Kemajuan & Kesejahteraan Masyarakat khususnya di wilayah Depok. (ccm)
Posting Komentar