![]() | ||||
| FPKS DPRD Kota Depok |
Sebagai kader PKS, tentu kesyukuran ini seiring dengan kesadaran akan langkah tindak lanjut kita untuk berbakti pada negeri. Bersyukurnya kita sebagai kader PKS adalah karena sebagai partai politik kita memiliki pedoman-pedoman yang jelas. Platform, AD/ART, Program Kerja, dll. Segala hal—arah, tujuan, dan target—yang terang benderang itu, membuat langkah ini insya Allah tak pernah menemui ‘jalur kegalauan’. Berjuang dan terus berjuang, hingga ruh ini Allah swt pisahkan dari raga nan fana. Aamiin.
Salah satu agenda politik kita adalah membangun masyarakat yang kokoh di atas bangunan keluarga-keluarga yang berkualitas. Dan kita fahami ini adalah mendasar. Keluarga adalah entitas strategis yang Allah swt secara tegas perintahkan untuk kita jaga sebagaimana firmanNya di QS. 66:1, “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…”, kita tingkatkan bahkan kualitasnya, hingga terhindar dari siksa neraka nan pedih. Keluarga yang berkualifikasi surgawi.
Keluarga-keluarga yang memenuhi kualifikasi surgawi menjadi leverage point—titik ungkit--peradaban manusia yang unggul dan luhur. Kualifikasi surgawi ini, dalam pembentukannya, tidak hanya membutuhkan pemenuhan aspek-aspek ruhani serta melupakan pemenuhan aspek-aspek jasmani maupun fikri. Dibutuhkan pendekatan yang integral dari seluruh sektor kehidupan, sebagaimana dunia ini secara riilnya berjalan. Karena keluarga berkualifikasi surgawi ini, hidup di bumi dengan segala kenyataannya. Keluarga berkualifikasi surgawi yang Allah swt perintahkan kita untuk membangunnya, tak lain adalah keluarga yang membumi: mengakar, menaungi sekelilingnya dan membagikan manfaat senantiasa dari buah-buahnya nan membahagiakan sesama. Singkat kata, keluarga yang berkualitas dan berdayaguna.
Mengingat membangun keluarga berkualitas dan berdayaguna ini adalah sebuah proyek peradaban—bukan semata tugas sepasang suami istri—maka relevan sekali bila kita membutuhkan kebijakan publik yang mendukung dan memfasilitasi realisasinya. Maka di sinilah pejabat publik memainkan peran strategisnya.
Kepada para legislator PKS—tingkat pusat maupun tingkat daerah--selaku kader kita menitipkan agenda perjuangan politik: keluarga berkualitas menjadi inspirasi dan orientasi prioritas dalam perencanaan, penyusunan maupun pengawasan pelaksanaan kebijakan publik. Hemat saya ruang kreatifitas dan inovasi para legislator terbuka seluas-luasnya untuk melahirkan berbagai kebijakan publik yang ramah keluarga ini. Sebagaimana sektor-sektor yang dibutuhkan oleh keluarga untuk mendukungnya tumbuh menjadi berkualitas dan berdayaguna juga amat banyak. Mulai sektor kesehatan, pendidikan, perlindungan anak—yang nyaris otomatis terasosiasi—hingga sektor infrastruktur sekalipun. Kita harapkan, seluruh sektor ini ‘ramah keluarga’. Sekedar contoh, di sebuah kota dibahas tentang pembangunan taman. Diskusi berkembang, karena kita mengusulkan lebih baik taman-taman berukuran sedang dibangun secara terdistribusi di seluruh Kecamatan daripada dibangun taman besar hanya di satu titik, karena lebih memudahkan keluarga-keluarga untuk menjangkaunya sebagai sarana rekreasi. Akhirnya usulan PKS disepakati forum.
Kebijakan publik yang ramah keluarga juga perlu dibahas secara komprehensif dan konsisten. Mulai dari legislasi, perlu dipastikan hingga aturan-aturan teknis yang dibutuhkan—Permen atau Perkada—tuntas. Sehingga tidak ada delayataupun inkonsistensi dalam pelaksanaannya. Demikian juga dengan posting anggaran yang relevan dengan peraturan perundang-undangan yang ada juga harus tersedia. Jika tidak, maka aturan tinggallah menjadi selembar mimpi indah…
Peraturan dan intervensi anggaran, pada akhirnya membutuhkan kejelian dan ketelatenan pengawasan di lapangan. Tak jarang terjadi kelengahan di sini, hingga realisasi berwujud asal jadi. Tak berbekas kualitas. Betapa sayang uang rakyat yang tersia-sia… maka harapan kami pada para legislator PKS, dampingi dan awasi pelaksanaan di lapangan. Bahkan kebersamaan dengan para aktivis keluarga di lapangan ini akan membuahkan ikatan batin yang mendalam, insya Allah. Mungkin sepintas ada kesan ‘nggak keren’ program yang ditelateni. Program ‘remeh-temeh’ soal bubur bayi, misalnya… Kalah ‘gagah’ dibanding program jalan tol lintas propinsi, misalnya... Hanya saja ini adalah agenda politik kita sebagaimana Platform memberi arah. Dan buahnya pun berkah insya Allah.
Akhirnya, memperjuangkan kebijakan publik yang ramah keluarga—saya yakini--adalah nafas politik kita, karena bagi kita politik itu membumidengan inspirasi dan arahan samawi. Politik kita bukan elitis apalagi utopis. Politik bagi kita, bukankah sarana menyejahterakan warga?
Selamat berjuang duhai saudara-saudaraku yang dimuliakan Allah swt., kami selalu bersamamu insya Allah. Merdeka!!
Sri Rahayu P. (Dept. Kajian Bidpuan DPP, mantan Anggota DPRD Kota Depok)






Posting Komentar