Depoknews.com — Ribuan masyarakat dari sebelas kecamatan dan beberapa perwakilan Dinas pemerintah memeriahkan pawai budaya, Sabtu (25/4/15). Pawai dimulai dari halaman Balaikota menyusuri Jalan Margonda berputar arah di depan Perumahan Pesona Kayangan dan kembali Balaikota.
Kegiatan ini merupakan rangkaian memeriahkan HUT ke 16 Kota Depok yang dipadu dengan peringatan hari tuberkolosis (TB) dunia. Kegiatan ini juga diikuti lebih dari dua ratus kader TB remaja Kota Depok yang turut aktif berperan mensosialisasikan penanganan TB di Depok.
Sebelum iring-iringan pawai dilepas Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail para peserta dengan berpakaian adat dari berbagai daerah menunjukkan aneka atraksi di hadapan Walikota dan para tamu undangan.
Atraksi tersebut diantaranya, seni bela diri pencak silat, barongsai, drumband, ondel-ondel dan berbagai kesenian lainnya. Meski kegiatan ini diikuti ribuan peserta namun atas kesigapan panitia dengan kerja sama pihak Dinas Perhubungan dan kepolisan berlangsung dengan lancar, meski arus lalu lintas sempat tersendat.
Sebelum melepas iring-iringan pawai budaya ini, Walikota Depok Nur Mahmudi mengajak masyarakat untuk sama-sama memerangi TB di Kota Depok. “TB penyakit yang berbahaya namun juga jinak atau bisa disembuhkan. Pemerintah Kota Depok memberikan pengobatan gratis bagi penderita TB,” kata Nur Mahmudi.
Kegiatan ini juga dihadiri Arifin Panogoro sebagai Ketua Forum Stop TB Nasional bersama istrinya sebagai Ketua Perkumpulan Pemberantasan Tuberkolusis Indonesia (PPTI). Menurut Arifin Panogoro, TB sangat mudah menular karena penularannya tidak perlu perantara.
“TB sangat mudah penularannya, kalau DBD perlu nyamuk sebagai perantara, HIV juga perlu perantara kalau TB kan tidak. Kalau saya kena TB dan banyak orang bisa tertular dari saya. Untuk pengobatan TB perlu waktu enam bulan secara terus menerus, masyakat kita kadang minum obat satu bulan sudah bosan,” katanya. Untuk itu, lanjut Arifin perlu kesadaran masyarakat dan kerjasama dengan semua pihak untuk memberantas TB sehingga jumlah TB tidak terus bertambah. (muj/rpa)
Depoknews.com — Ribuan masyarakat dari sebelas kecamatan dan beberapa perwakilan Dinas pemerintah memeriahkan pawai budaya, Sabtu (25/4/15). Pawai dimulai dari halaman Balaikota menyusuri Jalan Margonda berputar arah di depan Perumahan Pesona Kayangan dan kembali Balaikota.
Kegiatan ini merupakan rangkaian memeriahkan HUT ke 16 Kota Depok yang dipadu dengan peringatan hari tuberkolosis (TB) dunia. Kegiatan ini juga diikuti lebih dari dua ratus kader TB remaja Kota Depok yang turut aktif berperan mensosialisasikan penanganan TB di Depok.
0
- See more at: http://ift.tt/1I6O7il
Kegiatan ini merupakan rangkaian memeriahkan HUT ke 16 Kota Depok yang dipadu dengan peringatan hari tuberkolosis (TB) dunia. Kegiatan ini juga diikuti lebih dari dua ratus kader TB remaja Kota Depok yang turut aktif berperan mensosialisasikan penanganan TB di Depok.
Sebelum iring-iringan pawai dilepas Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail para peserta dengan berpakaian adat dari berbagai daerah menunjukkan aneka atraksi di hadapan Walikota dan para tamu undangan.
Atraksi tersebut diantaranya, seni bela diri pencak silat, barongsai, drumband, ondel-ondel dan berbagai kesenian lainnya. Meski kegiatan ini diikuti ribuan peserta namun atas kesigapan panitia dengan kerja sama pihak Dinas Perhubungan dan kepolisan berlangsung dengan lancar, meski arus lalu lintas sempat tersendat.
Sebelum melepas iring-iringan pawai budaya ini, Walikota Depok Nur Mahmudi mengajak masyarakat untuk sama-sama memerangi TB di Kota Depok. “TB penyakit yang berbahaya namun juga jinak atau bisa disembuhkan. Pemerintah Kota Depok memberikan pengobatan gratis bagi penderita TB,” kata Nur Mahmudi.
Kegiatan ini juga dihadiri Arifin Panogoro sebagai Ketua Forum Stop TB Nasional bersama istrinya sebagai Ketua Perkumpulan Pemberantasan Tuberkolusis Indonesia (PPTI). Menurut Arifin Panogoro, TB sangat mudah menular karena penularannya tidak perlu perantara.
“TB sangat mudah penularannya, kalau DBD perlu nyamuk sebagai perantara, HIV juga perlu perantara kalau TB kan tidak. Kalau saya kena TB you dan banyak orang bisa tertular dari saya. Untuk pengobatan TB perlu waktu enam bulan secara terus menerus, masyakat kita kadang minum obat satu bulan sudah bosan,” katanya.
Untuk itu, lanjut Arifin perlu kesadaran masyarakat dan kerjasama dengan semua pihak untuk memberantas TB sehingga jumlah TB tidak terus bertambah. (muj/rpa)
0
- See more at: http://ift.tt/1I6O7il
Posting Komentar