TRENDING

Senin, 16 Juni 2014

Debat Capres 2; Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial Prabowo & Jokowi (Part 3)


DEBAT CAPRES

Kuningan, 15 Juni 2014
“Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial”
Moderator : Prof. Dr. Ahmad Erani Yustika
Segmen Ketiga, Pertanyaan Kedua :


Ahmad Erani :
Terima kasih Bapak Prabowo Subianto, selanjutnya pertanyaan kedua. Salah satu masalah Indonesia saat ini adalah pertumbuhan penduduk yang dinilai relatif tinggi. Sementara itu kasus angka kematian ibu melahirkan naik dalam beberapa tahun terakhir. Dengan latar belakang tersebut, pertanyaannya, bagaimana kebijakan anda untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk? Berikutnya, bagaimana strategi anda untuk meningkatkan pelayanan dan akses kesehatan, khususnya bagi perempuan? Waktu anda 3 menit mulai dari sekarang.

Prabowo Subianto : 
Benar sekali saudara moderator, penambahan penduduk kita sangat luar biasa, terjadi ledakan penduduk, 5 juta orang tiap tahun lahir. Justru itulah strategi kami, tutup kebocoran, amanken kekayaan negara, dapat uang tunai cash ini kita investasiken kepada kesehatan dan pendidikan.  
 



Ahmad Erani :
Indonesia dinilai memiliki pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Sementara itu, kasus angka kematian ibu melahirkan naik dalam beberapa tahun terakhir. Pertanyaannya, bagaimana kebijakan Anda untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Berikutnya, bagaimana strategi Anda untuk meningkatkan layanan akses kesehatan khususnya bagi perempuan.

Jokowi :
Terima kasih. Jadi kembali lagi kita harus melihat BKKBN kita. Ini harus dihidupkan dan diaktifkan kembali sehingga mereka berkampanye untuk masalah kelahiran, masalah pertumbuhan penduduk. Ini harus dimulai lagi. Mulai dari bawah, kampanye dimulai dari bawah lagi. Sehingga masyarakat sadar. Ada kesadaran bahwa, bahwa,  bahwa 2, 2 anak cukup. Bahwa 2 anak cukup. Karena sekarang ini kenapa mereka kembali ke anak yang 3, dan 4, dan 5. Karena kampanye kita, kampanye mengenai kelahiran ini mulai menurun kembali. Oleh sebab itu BKKBN sebagai institusi tertinggi yang membidangi itu harus diperkuatkan lagi. Baik anggarannya, baik untuk terjun ke bawah sehingga masyarakat sadar bahwa 2, 2 anak itu cukup. Kok 2 terus.

Kemudian mengenai angka kematian ibu yang, yang naik dan layanan kesehatan bagi perempuan. Tadi sudah saya sampaikan tetapi perlu saya ulang lagi. Bahwa ini adalah membangun sistem dan mengontrol sistem itu. Dengan cara apa? Ya dengan sistem kartu ini. Anggarannya ada tapi kalau sistemnya tidak dibangun, sistemnya tidak ada manajemen pengawasan yang baik, sistemnya tidak dikontrol di lapangan, percuma anggaran itu akan menguap kemana-mana. Kita, dengan anggaran yang ada sekarang, saya tidak harus muluk-muluk kita harus apa, tinggi-tinggi maunya, mau ini, mau ini. Tetapi asal anggaran yang ada sekarang ini di manage, dikelola dengan sebuah sistem yang baik, dikontrol, dan dibelikan alat-alat yang real, yang tepat guna, yang dibutuhkan masyarakat, saya kira IVA test. Ibu-ibu bisa ke puskesmas untuk IVA test. Cek apakah kanker rahim atau tidak. Ini penting sekali. Larinya akan kesana dan juga ke rumah sakit. Kalau ibu-ibu sudah pegang ini, Kartu Indonesia Sehat, mereka akan secara rutin bisa cek ke puskesmas, bisa cek ke rumah sakit, dengan tidak dipungut biaya. Anggrannya ada, anggarannya ada. Jadi jangan apa, membayangan bahwa kita membutuhkan anggaran yang bertriliyun-triliyun. Anggarannya sudah ada, hanya sistemnya yang perlu dibangun. Terima kasih.


(ccm)


Posting Komentar

 
Back To Top