TRENDING

Selasa, 17 Juni 2014

Debat Capres 2; Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial Prabowo & Jokowi (Part 4)


DEBAT CAPRES

Kuningan, 15 Juni 2014

“Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial”

Moderator : Prof. Dr. Ahmad Erani Yustika
Segmen Keempat : Saling Bertanya Antar Kandidat


Pertanyaan Pertama Jokowi :  
Pak Prabowo Subianto, saya ingin menanyakan bagaimana pandangan Bapak mengenai DAO dan DAK? Terima kasih.

Prabowo :
Baik, terima kasih. DAU dan DAK, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus itu harus kita tingkatkan untuk daerah-daerah. Itu hanya bisa kita lakukan kalau penghasilan negara bertambah. Jadi, dana ke daerah, dana ke Kabupaten, dana ke Kecamatan dan ke Desa bisa naik kalau penghasilan negara naik. Ini yang sudah saya bertahun-tahun berjuang dimana-mana bagaimana caranya penghasilan Indonesia tidak bocor ke luar negeri. Selama ini sumber-sumber ekonomi kita dikuasai sebagian besar orang asing atau perusahaan-perusahaan asing, jadi nilai tambah kekayaan kita keluar. Bagaimana kita akan tambahken DAK, DAU kalau uangnya selalu pas-pasan? Ini inti daripada masalah. Jadi saya menganjurken kepada seluruh bangsa, bagaimana caranya kita bisa mengamanken kekayaan negara itu baru kita alirken dana ke daerah-daerah untuk mempercepat pembangunan. Saya kita itu, terima kasih.

  



Pertanyaan Pertama Prabowo :
Pak Jokowi Dodo, kita mengerti bahwa kondisi ekonomi dunia kurang menguntungkan akhir-akhir ini. Pertumbuhan ekonomi dunia kurang lebih sekarang ini 3%, 3,3. Indonesia agak lumayan tahun ini masih di atas 5 %. Kalau seandainya Bapak terima mandat dari rakyat, apa target pertumbuhan ekonoimi yang Bapak canangkan. Dan bagaimana strategi Bapak untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang Bapak targetkan?

Jokowi :
Terima kasih Pak Prabowo. Kedepan saya menyakini bahwa ekonomi kita akan bisa tumbuh di atas 7 % dengan catatan-catatan. Yang pertama, iklim investasi beserta regulasinya itu betul-betul terbuka dan memberikan kesempatan kepada investor-investor lokal untuk bergerak menciptakan sebuah pertumbuhan ekonomi.

Dan yang kedua, di bidang perijinan. Perijinan yang telalu lama seperti yang kita lihat sekarang ini harus berani kita pangkas yang secepat-cepatnya. Agar investasi yang hadir di dalam pergerakan ekonomi kita betul-betul kelihatan mereka dilayani dan disambut. IMB misalnya, bisa IMB online. TDP, bisa TDP online. Saya kira cara-cara sistem seperti itu kalau kita lakukan dan investor diberikan kesempatan untuk membuka lapangan pekerjaan untuk membuka investasi terutama di daerah-daerah. Saya yakin insya Allah 7% bukan sesuatu yang, sesuatu yang  sulit.

Kemudian yang ketiga, arah industri yang ke ekspor harus dibuka seluas-luasnya, harus diberikan insentif yang sebesar-besarnya. Industri itu industri apa? Industri kecil yang ada di desa-desa, industri-industri rumah tangga yang ada dikampung-kampung. Produk mereka bisa kompetisi di dunia. Asal, mereka diberikan ruang untuk memasarkan barangnya. Oleh sebab itu ke depan menurut saya Dubes-Dubes kita juga jangan hanya berdiplomatis saja. Tetapi dia, mereka, beliau-beliau harus menjadi marketingnya negara. Mereka harus bisa memasarkan produk-produk dari dari desa, produk-produk dari kampung-kampung yang memiliki kualitas internasional. Saya kira kesempatan itu sangat terbuka. Karena kompetisi, mereka bisa berkompetisi, harganya kompetitif, kualitasnya juga baik. Hanya mereka memerlukan dorongan dari pemerintah. Dengan cara-cara seperti itu, hal-hal yang konkrit seperti inilah saya kira yang dibutuhkan negara ini. Dan saya meyakini, saya adalah pelaku 28 tahun di industri kecil, di industri kampung, dan meyakini ini bisa kita laksanakan asal negara hadir. Terima kasih.


(ccm)

Posting Komentar

 
Back To Top