TRENDING

Selasa, 17 Juni 2014

Debat Capres 2; Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial Prabowo & Jokowi (Part 5)



DEBAT CAPRES

Kuningan, 15 Juni 2014

“Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial”
Moderator : Prof. Dr. Ahmad Erani Yustika

Segmen Keempat : Saling Bertanya Antar Kandidat



Pertanyaan Kedua Jokowi : 
Bapak Prabowo, tadi Bapak keliatannya banyak menyampaikan bahwa uang kita ini banyak. Tetapi kalau kita lihat dalam 2 tahun ini, kita mengalami yang namanya defisit perdagangan dan juga defisit APBN terjadi dalam 2 tahun ini. Apa yang salah menurut Bapak dalam hal ini? Terima kasih.

Prabowo :
Terjadi defisit perdagangan dan defisit anggaran justru yang saya sebut tadi, karena kekayaan negara bocor ke luar negeri. Ya, esensinya itu Pak. Karena kekayaan negara keluar. Kenapa keluar? Karena, sebagai contoh, kita punya persediaan crude oil, minyak bumi, sudah juga menurun, kita tambah impor. Harga crude oil, harga minyak bumi naik di dunia, 100 Dollar per barel. Jadi beban untuk impor kita sangat tinggi, itulah terjadi defisit perdagangan. Defisit anggaran sama, kebutuhan-kebutuhan kita, janji-janji para pemimpin sebagaimana Bapak juga terus keluarken, kartu ini dan kartu itu, itu Bapak bilang ada anggarannya, ya anggarannya ujung-ujungnya kan dari APBN. APBN darimana? APBN tidak jatuh dari langit. APBN itu dari kekayaan negara dan kekayaan negara kita sekarang bocor. Pak Joko Widodo, itu esensinya. Ini yang saya perjuangken kepada seluruh elit Indonesia, kekayaan kita bocor! Ketua KPK pada 7 Spetember 2013 mengataken bocornya 7.000 trilyun Pak, persisnya 7.200 trilyun, itu angka beliau. Angka saya 1.134 trilyun bocornya, itu angka saya. Jadi kalau Bapak tanya, kenapa defisit perdagangan? Kenapa defisit APBN? Itu intinya. Harus ada pemerintah yang berani untuk menutup kebocoran itu, baru kita tidak defisit bahkan kita bisa surplus, kita nanti bisa jadi negara Macan Asia kembali. Terima kasih. 



Pertanyaan Kedua Prabowo :
Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan sangat penting. Selama ini kita wajib belajar 9 tahun. Saya bertanya, apakah saudara Joko Widodo setuju bahwa wajib belajar harus 12 tahun. Dan apabila setuju, para pakar mngatajan ini butuh tambahan biaya sekitar 40 triliyun. Apakah Bapak Joko Widodo juga setuju dengan penambahan ini dan sanggup untuk mendukung  gagasan ini, wajib belajar 12 tahun dengan peningkatan investasi di bidang pendidikan tambahan 40 triliyun. Terima kasih.

Jokowi :
Terima kasih. Tadi di depan sudah saya sampaikan bahwa pembangunan manusia itu dimulai dari bidang pendidikan. Oleh sebab itu pendidikan menjadi hal yang utama bagi kami. Tetapi memang pendidikan ini harus ada evaluasi dan harus ada perubahan. Menurut kami, pendidikan di tingkat SD, itu 80% harus berbicara masalah yang berkaitan dengan pendidikan karakter, pendidikan akhlak, pendidikan mental, pembangunan sikap dan mental. Baru yang 20 itu yang pengetahuan. Yang di SMP 60 - 40. 60 itu adalah pendidikan karakter, 40nya pengetahuan. Di SMA – SMK baru 20 – 80. 80 punya pengetahuan dan keterampilan. Oleh sebab itu, dengan cara inilah kita akan mendapatkan manusia0manusia yang punya sikap mental, mempunyai etos kerja, mempunyai budaya kerja. Sehingga ke depan apabila itu kita lakukan, kita akan mempunyai manusia-manusia yang mempunyai produktivitas tinggi dan mempunyai daya saing tinggi.

Oleh sebab itu sekali lagi, pendidikan merupakan hal yang utama, yang tidak bisa ditawar-tawar. Berapapun yang dibutuhkan untuk pendidikan dalam rangka investasi masa depan, dalam rangka produktivitas, dalam rangka daya saing, itu akan kita berikan. Apalagi hanya40 triliyun. 40 triliyun ini bisa dicari gampang sekali. Asal efisiensi di bidang kelistrikan bisa kita lakukan. Dari BBM diganti kepada gas, dari BBM diganti kepada batu bara. Itu sudah menghemat itungan kami 70 triliyun bisa kita hemat dari situ. Masukkan saja ke bidang pendidikan, ga ada masalah.

12 tahun merupakan hal yang menjadi kewajiban kita bersama agar sekali lagi, kita mempunyai manusia-manusia Indonesia yang memiliki produktivitas yang tinggi, mempunyai daya saing yang tinggi, sehingga kekayaan alam yang ada di negara kita, yang dikelola oleh kita sendiri, orang-orang Indonesia, warga negara Indonesia dan itu bisa kita lakukan kalau kia mempunyai manusia yang mempunyai pendidikan, yang mempunyai produktivitas, yang mempunyai daya saing.


(ccm)


Posting Komentar

 
Back To Top